Cerpen I Semua Tentang Mama oleh Khoiruli Ummah

4 Comments

Namaku adalah Surya Adhitya. Arti namaku adalah matahari, aku tak tau mengapa namaku punya arti begitu. Aku bersekolah di SMP 21, Aku bukan termasuk murid pintar bahkan Aku dibully di kelas, namun aku punya satu kelebihan, yaitu Mama yang selalu menyayangiku. Ayahku meninggal ketika aku masuk bangku SD. Sejak saat itu, mama lah yang mencari nafkah dan mebiayai kehidupan kami. Mama tidak punya keahliah khusus, ia hanya bekerja sebagai pengumpul kardus bekas dari satu toko ke toko lain. Rumah kami pun tergolong sangat buruk, dan hampir ambruk.

Meskipun aku tau kami sangat kekurangan, namun makanan favoritku adalah kepiting masak merah yang pada saat itu harga satu porsinya saja 300 ribu. Namun entah bagaimana mama selalu berusaha menyiapkan masakan itu untukku. Namun terkadang aku harus menerima pahitnya kenyataan makan iwak karing setiap hari, makanan yang paling tidak aku suka, di tambah lagi sambal lucung, keduanya memang makanan yang banyak dikonsumsi di daerahku, tapi aku tak pernah suka, aku juga pernah mogok makan dan membentak mamaku

“Aku gak mau makan ini ma, bagaimana aku bisa tumbuh besar jika mama memberiku ini setiap hari, apa mama lihat? Badanku pendek dan sangat kurus, teman temanku mentertawaiku karna tubuhku yang begini, aku ini sudah SMP ma, mana ada anak SMP tubuhnya seukuran aku” sungutku

Suatu hari Aku sangat tak tahan dengan bully an teman temanku, ah sepertinya tak pantas ku sebut sebagai teman, selama ini tak ada yang mau berteman denganku. Aku marah sekali dan aku memukuli teman temanku, hingga mamaku di panggil kepala sekolah. Tentu saja sepulang nya dari sekolah mama memarahiku karena berkelahi. Menurut mama, aku cukup belajar saja dengan benar, jika ada yang jahat padaku aku hanya perlu mengatakannya pada mama dan mama akan mengurus semuanya. Namun dalam hatiku berkata, “Memangnya aku tak punya teman gara gara siapa? Mama kan?”

Waktu berlalu begitu saja tanpa ada kenangan yang berarti bagiku. Terkadang aku berpikir mama sangat kejam karna membuat hidupku tak terurus begini. Aku merasa sangat marah dan ingin sekali pergi dari rumah, sekolah pun aku tak sanggup menghadapi bully an yang ada. Aku marah pada diriku sendiri dan juga mamaku. Lalu terpikirkan olehku jika aku  tak boleh terus terusan ada di sini
Saat lulus SMP, aku berkata kepada mama

 “Ma, Aku ingin bersekolah di luar kota saja ya”
Mama sangat kaget mendengar permintaanku.
“Aku tau permintaanku ini akan sulit, belum lagi tempat aku tinggal nanti, aku tau ini semua membutuhkan biaya yang tak sedikit, tapi mama mau kan kalau aku mendapatkan teman?”
Ku pandang wajah mama yang sepertinya tak rela melepaskan aku untuk sekolah diluar kota itu. Kuyakinkan kembali kepada mama kata kataku tadi

“ Ma, jika liburan telah tiba, aku akan pulang kesini, dan aku juga akan sering sering pulang”
“ Kau tau kan kita hanya hidup berdua saja, jika kau pergi meninggalkan mama, mama akan sendirian nanti” kata mama
“ Aku janji pada mama, aku akan belajar dengan sungguh sungguh “ Aku tetap berusaha meyakinkan mama.

Satu bulan berlalu, betapa senang nya hatiku bersekolah di tempat yang jauh dari teman teman yang membully ku. Namun selang beberapa waktu aku mulai merindukan mama. Saat diadakan festival disekolah selama satu minggu, aku ijin pulang untuk menemui mama, saat itu aku sengaja tak mengabari mama karna aku ingin memberi kejutan untuknya. Sesampainya di rumah pukul 22.00 di malam minggu, kudapati mama tak ada dirumah. Aku bertanya pada mencoba bertanya pada tetangga sebelah.

“Wah, biasanya jam segini mama mu memang belum pulang, biasanya dia bisa pulang sampi jam 23.00” tutur tetanggaku

Aku pun mencoba ke daerah pasar, mencari ditempat mama biasa mengumpulkan kardus bekas. Aku pun menemukan mama, namun setika aku berhenti melihat kejadian yang terjadi di hadapanku. Mama dimarahi oleh pelayan toko karena mama mengambil kardus di toko itu dan mama dianggap mengganggu pemandangan. Kulihat raut wajah mama tetap tegar meskipun dimarahi begitu. Sambil gemetaran melihat hal yang terjadi, mataku tertuju pada lengan baju mama yang sudah rabit alias robek robek.

Semakin sedih hatiku dan semakin aku merasa bersalah telah meninggalkan mama dengan alasan yang sepele. Selama ini aku hanya bisanya menuntut saja tanpa tau betapa susahnya mama. Aku malu pada diriku sendiri. Akhirnya didalam lubuk hatiku yang paling dalam, aku bertekad untuk membahagiakan mama dan membuat kenangan indah bersama beliau.

Setelah lulus SMK, aku langsung pulang ketempat mama tinggal. Aku membelikan mama baju baru dari hasil kerja sambilanku ketika di SMK, sebagai hadiah agar beliau senang. Saat samapai dirumah, betapa senangnya mama menyambut kedatanganku, mama juga sangat bahagia menerima kado dariku. Malam itu mama memasak kepiting favoritku, saat memakannya aku hampir menangis. Baru sekarang aku sadar bahwa kebahagiaanku itu adalah berada disisi mama.

Waktu berjalan dengan bahagia. Aku sudah mendapat pekerjaan dan mama tak perlu capek bekerja lagi. Hampir setiap sore sepulang bekerja aku menghabiskan waktu bersama mama menyusuri sungai untuk mencari ikan. Lalu mama mengajariku cara memasak ikan. Mama bilang, meskipun aku anak laki laki aku juga harus pandai memasak.

Suatu sore aku mengajak mama ketempat yang banyak bunganya. Mama sangat bahagia sekali, sudah lama sekali mama tidak jalan jalan seperti ini. Hal yang kulihat dari mama adalah mama selalu bersyukur dengan keadaan apapun, mama tak pernah menuntut hal yang mewah, mama selalu bahagia walau dengan hal hal kecil sekalipun. Pernah kutanya pada mama kenapa ia seperti tak pernah menyerah dan terlihat bahagia. Mama menjawab dengan singkat

“Karena mama punya matahari kecil, yaitu kamu Surya”

Selama ini aku tak pernah menyadari bahwa aku sudah punya kenangan indah di dekatku, yang tak akan bisa ku jalani dengan siapapun kecuali mama, kenangan terindah dalam hidupku adalah aku bisa selalu berada di sisi mama dan membuatnya bahagia.





4 Comments:

PUISI HARI IBU 2019

2 Comments

Rasa kasih dan sayang ibu sepanjang masa dan tak akan pernah tergantikan. Karena banyak sekali jasa dan perhatian dari seorang ibu yang sudah menyatu dalam diri kita. Dari kita awal melihat indahnya alam dunia hingga saat ini. Cintanya pun melebihi dari apapun, cintanya seorang kekasih tak ada nilainya apabila di bandingkan dengan cinta seorang ibu. Sudah sepatutnya kita membalas semua jasa kasih ibu yang telah banyak mengorbankan hidupnya untuk kita

Jadi, dengan kita mengingat kasih dan sayang ibu kita pada kita, maka sudah saatnya kita berikan sajak cinta pada Ibu kita. 22 Desember orang menyebutnya dengan hari ibu, maka hari itu adalah momen yang tepat untuk kita sampaikan rasa terimakasih kita pada Ibu kita. 

Walaupun setiap hari adalah hari ibu bagi kita semua, setidaknya ada satu hari yang mengkhususkan, mengistimewakan nama “ibu” yaitu sekarang 22 Desember. Selamat hari Ibu. 


IBU

Bagaimana bisa aku meninggalkanmu ketika kamu kesepian
Bagaimana bisa aku melupakanmu ketika kau masih terlihat jelas di otakku
Bagaimana bisa aku merasa bahagia ketika kamu tertinggal sendirian

Ibu, maaf jika aku jahat meninggalkanmu
Maaf ketika aku memilih menuntut ilmu jauh darimu
Maaf aku tidak memilih tinggal denganmu
Dan maaf telah membuatmu kesepian

Aku bukannya sengaja meninggalkanmu
Hanya saja sekarang aku benar-benar harus jauh darimu
Tunggu saja aku
Kebahagiaan akan ku berikan untukmu
Ibu, aku menyayangimu

 Oleh: Hanifah Muslimah

Terimakasih Ibu

Ditengah gelap ku melihat cahaya
Duka yang ada telah tiada
Digantikan dengan rasa cinta

Ku melihat sorot mata bahagia
Kasih sayang kian terasa
Suara tulus terdengar merdu
Senyumannya membawa rindu

Oh ibu
Engkau adalah guru terbaikku
Ditengah gelap kau menjagaku
Ditengah pilu kau menyemangatiku
Senyummu membahagiakanku

Tanpamu aku bisa apa
Dan tanpa mu apakah aku bahagia


Terimakasih karena mu aku ada

Oleh: Hanifah Muslimah

Kasih Ibu


Si kecil mungil telah terlahir
Kau teteskan air mata haru perjuanganmu
Menatap wajahnya dengan sejuta harapan
Tak kau biarkan seorang pun menyakitinya

Si kecil mungil mulai tersenyum
Pertanda riang berada di sisimu
Kau sentuh jari-jemari mungilnya
Rela kau habiskan waktumu agar si mungil tak kesepian

Ketika si mungil beranjak dewasa
Semua sama, tak ada kasih sayang yang berkurang
Kau peluk erat saat si mungil terjatuh
Terimakasih ibu, dengan segala perjuanganmu

Oleh : Alya Annida

2 Comments: