Forum Muda FTK Gelar Diskusi Daring Dengan Tema Pro dan Kontra New Normal Di Kalimantan Selatan

, 0 Comments

BANJARMASIN- New normal adalah suatu tindakan yang diambil pemerintah akibat wabah Covid-19 yang dilakukan dengan membuka kembali kegiatan sosial dengan cara memperhatikan protokol kesehatan.

Tindakan ini dilakukan guna memulihkan kembali ekonomi yang terus menurun.
Kalimantan Selatan sendiri dianggap belum siap karena proses penularan di Kalimantan Selatan terbilang masih tinggi dan PSBB yang dilakukan pun belum membuahkan hasil yang maksimal.
Oleh karena itu, Forum Muda FTK UIN Antasari Banjarmasin mengadakan acara Diskusi Daring dengan Tema: “Pro dan Kontra New Normal di Kalimantan Selatan", pada hari Sabtu(06/06/2020) pukul 09.00 Wita menggunakan aplikasi meeting virtual Zoom.

Kegiatan diskusi ini menghadirkan beberapa narasumber yang berkompeten diantaranya Ketua Umum Dema FTK UIN Antasari Banjarmasin M. Aditya Hariyadi dan Ketua Umum Dema UIN Antasari Banjarmasin M.Syahri Husaini yang dipandu oleh Moderator dari anggota Bidan Media dan Informasi Forum Muda UIN Antasari Banjarmasin Noor Kemala Rizqo.

Ketua Umum Dema UIN Antasari Banjarmasin M.Syahri Husaini mengatakan “New normal adalah suatu tindakan yang diambil pemerintah akibat wabah Covid-19 yang dilakukan dengan membuka kembali kegiatan sosial dengan cara memperhatikan protokol kesehatan.”

Ketua Umum Dema FTK UIN Antasari Banjarmasin M. Aditya Hariyadi mengatakan bahwa “Beberapa syarat untuk dapat menjalankan new normal adalah tenaga medis maupun fasilitas nya sudah sangat memadai dan bagi zona merah harus lebih menyediakan fasilitas kesehatan yang lengkap, untuk Kalimantan Selatan sendiri harus lebih mempertimbangkan lagi sebelum mengambil langkah new normal, karena jika new normal tidak terlaksana dengan baik (gagal), maka hanya akan membuat lonjakan yang lebih tinggi terhadap pasien positif.”

“Jika penerapan new normal dilakukan tanpa memperhatikan angka penularan yang semakin hari semakin tinggi, maka kebijakan ini sama halnya dengan membunuh jiwa-jiwa setiap hari nya.” ujar Aditya.

Aditya menambahkan bahwa “penerapan new normal bukanlah sebuah kebebasan, namun penerapan kehidupan baru yang sesuai dengan protokol kesehatan, minimal hal ini akan menjaga diri pribadi kita” 

“Dengan adanya wabah ini diharapkan kita dapat mengambil hikmah, yaitu lebih menjaga kebersihan kita dan menyadari untuk lebih menjaga kesehatan.” tambahnya

Kesimpulan diskusi:


Some say he’s half man half fish, others say he’s more of a seventy/thirty split. Either way he’s a fishy bastard.

0 Comments: